-->

POLA PENGASUHAN UNTUK MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Penyalahgunaan narkoba menimbulkan ancaman langsung bagi setiap orang, di mana-mana. Tidak ada keluarga atau anak-anak yang kebal dari epidemi obat tersebut. Tiga kata yang paling berbahaya orangtua dapat tergesa-gesa mengucapkan dalam menanggapi masalah narkoba adalah, "Not My Kid". Sangat penting bahwa sebaiknya orang tua dapat menjadi lebih dilengkapi dengan adanya fakta-fakta, mempelajari apa yang harus dilakukan dan dikatakan, berbicara dengan anak anak mereka dan tetap waspada dalam mendeteksi penggunaan narkoba.

Keluarga sehat tanpa narkoba
Sumber:google

Adanya komunikasi, informasi, pengetahuan, kepedulian, kerjasama dan kekompakan orang tua Indonesia dalam upaya melindungi anak-anak Indonesia dari bahaya penyalah gunaan narkoba amatlah penting. Komunikasi merupakan hal penting dalam suatu hubungan terutama hubungan dalam keluarga. Upaya untuk dapat menumbuhkan kepedulian antar aanggota keluarga terutama antara orangtua dan anak khususnya anak usia dini terkait dengan adanya bahaya laten penyalahgunaan narkoba dalam lingkungan keluarga amatlah penting. Komunikasi yang baik dan intensif dalam hubungan suatu keluarga yang didukung dengan adanya informasi dan pengetahuan yang baik tentang bahaya laten penyalahgunaan narkoba akan mampu menimbulkan rasa kepedulian antar anggota keluarga akan adanya bahaya laten tersebut. Dengan demikian anak-anak Indonesia akan dapat terselamatkan dari bahaya laten penyalahgunaan narkoba.

Adanya kepedulian antar anggota keluarga dalam suatu keluarga serta meletakan anak sebagai unsur penting dalam keluarga yang didukung dengan kerjasama/kekompakan yang baik dari orang tua dalam membimbing dan mengasuh anak-anaknya di rumah merupakan salah satu faktor penting dalam upaya mencapai tujuan membentuk anak-anak yang sehat dan cerdas serta terbebas dari bahaya penyalah gunaan narkoba.

Tujuan yang terpenting dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para orang tua dengan fakta-fakta nyata mengenai penggunaan narkoba ilegal. Sebagai salah satu pedoman para orang tua untuk dapat menyampaikan informasi kepada anak-anak kita tentang bahaya penyalahgunaan narkoba sehingga dapat membangun kepedulian/kewaspadaan dari bahaya laten penyalahgunaan narkoba tersebut.


POLA PENGASUHAN (PARENTING TYPE)
Secara garus besar terdapat 2 dimensi pengasuhan anak yang membentuk empat bentuk dasar pengasuhan yaitu ”memberi” dan ”menerima”. ”memberi” adalah dalam artian mendukung anak dan responsif terhadap pemenuhan kebutuhan, keinginan dan harapan anak. Sementara ’mengambil” adalah dalam artian menuntut adanya kedisiplinan dari anak untuk menikuti segala bentuk aturan dan batasan yang diberikan/ditentukan orang tua.

Adapun 4 bentuk pola pengasuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Pola pengasuhan otoritatif
Yaitu pola pengasuhan yang memberikan banyak hal tetapi menuntut banyak hal pula dari si anak. Pola pengasuhan ini merupakan pola pengasuhan yang relatif paling efektif dibandingkan dengan tiga pola pengasuhan lainnya. Hal ini dikarena dalam pola pengasuhan ini, terdapat aktivitas take and give antara orang tua dan anak. Dengan demikian terjadi proses pemupukan/pembentukan pengekspresian dan kepercayaan diri si anak dalam lingkungan keluarga.

2.    Pola pengasuhan authoritarian
Yaitu pola pengasuhan dimana orang tua cenderung untuk banyak menuntut pada anak untuk selalu mengikuti segala aturan yang dibuatnya tanpa mempedulikan si anak dapat protes ataupun menyampaikan keberatannya. Pola pengasuh ini lebih cenderung pada pola pengasuhan yang otoriter pada anak-anaknya.

3.    Pola pengasuhan permisif
Pola pengasuhan permisif ini bertolak belakang sekali dengan pola pengasuhan authoritarian. Dalam pola pengasuhan permisif, anak diberikan kebebasan sepenuhnya untuk melakukan apapun yang dia inginkan dimana orang tua cenderung untuk mendukung tindakan si anak serta memanjakannya secara berlebihan. Pola pengasuhan ini cenderung membentuk anak manja, tidak disiplin, malas dan egois.

4.    Pola pengasuhan ”masa bodoh”
Yaitu pola pengasuhan yang tidak mempedulikan anak sama sekali dimana orang tua sudah pada taraf apatis terhadap tanggungjawabnya sebagai orangtua.

Pola pengasuhan orangtua pada anak akan sangat menentukan bentuk kepribadian si anak. Namun demikian, ada masa dimana lingkungan pergaulan anak akan sangat mempengaruhi diri si anak secara signifikan. Pada saat itulah pengawasan terhadap lingkungan pergaulan anak dan pendekatan pada anak secara intensif dan friendly sangatlah diperlukan agar anak tetap bisa terbuka pada orang tua dan tidak terbawa arus pergaulan terutama dalam hal penyalahgunaan narkoba.

Adanya keterbukaan dan hubungan yang lebih bersifat friendly antara anak dan orang tua akan memudahkan bagi orang tua untuk dapat berkomunikasi dengan anak terutama pada anak usia remaja muda secara terbuka.

Jauhkan Anak dari Narkoba
Sumber: google

Jauhkan Anak dari Narkoba
Komunikasi yang friendly antara orang tua dan anak serta pengenalan tentang narkoba kepada anak secara dini akan sangat membantu dalam upaya menjauhkan anak-anak kita dari bahaya penyalahgunaan narkoba. Kapan orang tua dapat mulai berbicara kepada anaknya tentang narkoba? Sebaiknya orang tua dapat memulai berbicara dengan anak-anak kita ketika mereka masih sangat muda. Penggunaan narkoba adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Kadang-kadang kita lupa bahwa sirup obat batuk, pil obat sakit kepala dan obat-obatan lainnya juga termasuk dalam katagori obat-obatan yang apabila disalahgunakan penggunaannya akan dapat berakibat amat fatal.

Pada usia yang relatif dini, anak-anak sudah mulai belajar bahwa mengambil pil atau obat lain yang dapat membuat mereka merasa lebih baik (sebagai penyembuh sakit yang mereka derita seperti sakit flu dan batuk). Mereka belajar hal tersebut bias melalui iklan/acara televise atau bias juga mencontoh apa yang dilakukan orang tuanya. Ada banyak kesempatan untuk mengajarkan penggunaan obat yang aman ketika anak-anak kita masih sangat muda.

Anak-anak secara alami ingin tahu dan sering bertanya tentang apa yang mereka lihat, termasuk penggunaan tembakau dan obat-obatan oleh anggota keluarga atau orang lain di sekitar mereka. Kita perlu mendorong pertanyaan mereka dan memberi mereka jawaban langsung. Kita juga perlu memikirkan tentang sikap dan tindakan kita dan bagaimana ini bisa mempengaruhi anak-anak kita kea rah yang baik. Janganlah orang tua memberi informasi yang keliru pada anak karena hal tersebut akan sangat mempengaruhi persepsi si anak. Berilah informasi yang benar pada anak dan sampaikanlah dengan baik yang disesuaikan dengan kerangka berfikir anak.


Kondisi Parenting Yang Kurang Kondusif
Penelitian di Amerika (American Society of Criminologhy, 2009) menunjukan bahwa periode perkembangan anak yang memiliki resiko terbesar terkena penyalahgunaan narkoba adalah pada masa transisi. Pengekangan orang tua pada anak yang berlebihan adalah merupakan suatu perubahan besar yang dirasa oleh si anak sehingga hal ini telah menempatkan dia dalam posisi yang sangat beresiko. Masa transisi awal seorang anak baik yang bersifat negatif maupun yang positif terjadi di tengah keluarga (di rumah).

Atas dasar inilah maka segala faktor yang mempengaruhi perkembangan awal dalam suatu keluarga sangatlah penting. Seorang akan sangat beresiko di rumah jika kondisi pengasuhan di rumah tidak/kurang kondusif:
1.    Terdapat kesenjangan antara orang tua dan anak dalam hal rasa saling keterikatan dan pengasuhan
2.    Pola pengasuhan yang kurang/tidak efektif
3.    Lingkungan rumah yang tidak kondusif/kacau
4.    Kurangnya hubungan yang berkualitas antara orang tua dan anak
5.    Pengasuh/orang-orang yang berada disekitar anak yang juga melakukan penyalahgunaan narkoba

Untuk itu, amatlah penting bagi orang tua untuk dapat memahami persepsi anak karena hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam upaya pencegahan anak-anak kita dari penyalahgunaan narkoba.

keluarga tanpa narkoba
Sumber: google

Peranan Orang Tua Dalam Keluarga
Orang tua memiliki peran yang amat penting dalam jalannya suatu keluarga dan perkembangan seluruh anggota keluarga terutama anak. Disamping wajib bagi orang tua untuk menghidupi keluarganya, orang tua juga memililki kewajiban yang lain yang tidak kalah penting dan sering kali dianggap ringan oleh sebagian orang tua, yaitu mendidik anak. Kesibukan orang tua dalam menghidupi keluarganya seringkali melupakan perihal tersebut. Adahal yang tidak dapat seorang anak peroleh hanya dari sekolah saja tetapi ia harus peroleh dari rumah dan dari lingkungan disekitar yaitu pendidikan tentang ilmu hidup. Dimana dia harus belajar untuk bagaimana caranya agar ia bisa survive dalam hidupnya, seperti belajar untuk beradaptasi, bersosialisai, menyaring, membentengi diri, kemandirian, dan bertoleransi. Disinilah peran penting orang tua amatlah diperlukan antara lain berupa perhatian, bimbingan, kasih sayang dan contoh perilaku yang baik.

Terkait dengan upaya menghindarkan anak kita dari penggunaan narkoba, ada beberapa hal yang dapat orang tua lakukan/perankan dalam keluarga, yaitu:
1.    Ikut terlibat dalam kegiatan anak-anaknya
2.    Bicaralah dengan anak bukan bicara pada anak
3.    Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang baik
4.    Buatkan aturan keluarga yang jelas dan tegas serta dimengerti dan dapat diterima oleh anak terkait dengan hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak
5.    Kembangkan tradisi keluarga yang baik dan nilai-nilai luhur keagamaan
6.    Selalu ada untuk anak terutama pada saat anak mengalami down
7.    jangan biarkan anak-anak mengalami down
8.    Selalu memperhatikan hal-hal yang menjadi pilihan anak baik dalam hal pakaian, penampilan sampai pada teman-teman dalam pergaulan anak
9.    Jadilah guru/mentor bagi anak-anak kita karena walau bagaimanapun orangtua adalah tetap orang tua bukan teman si anak.

Dudukan orangtua sebagai pembimbing, pendidik dan sahabat. Pola pengasuhan orang tua pada anaknya, sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Pada umumnya, perkembangan mental seorang anak pada tiap tahapan perkembangannya cenderung berbeda. Perkembangan mental anak akan berkembang seiring dengan tahap perkembangan si anak. Hal inilah yang menuntut orang tua untuk dapat mengasuh anaknya sesuai dengan perkembangan si anak. Pola pengasuhan untuk anak usia sekolah dasar sekitar umur 6-11 tahun sudah tidak dapat diterapkan lagi untuk anak atau jika anak tersebut sudah memasuki tahap remaja kecil yaitu anak usia sekolah menengah pertama (SMP) sekitar 12 – 15 tahun.

Pada anak pada usia dini umur 3-6 tahun (anak usia taman kanak-kanak/TK) dimana anak cenderung bersifat ingin tahu bahkan seringkali banyak bertanya tentang berbagai hal yang ingin ia ketahui lebih jauh atau meniru berbagai kegiatan yang menarik disekitarnya. Menyikapi pertanyaan-pertanyaan anak tersebut, hal yang perlu dicermati adalah jawablah pertanyaan anak secara benar dengan bahasa yang mudah dimengerti sesuai dengan pemahaman. Jangan menggunakan bahasa bayi karena anak sudah bukan bayi lagi maka gunakanlah bahasa yang seharusnya. Doronglah anak untuk mulai bersosialisasi karena anak akan mulai dituntut untuk belajar sosialisasi dengan anak usia sebaya lainnya di sekolah ataupun di lingkungan rumah. Mulai memasuki usia 3 tahun, anak sudah mulai dapat diajarkan untuk menjaga kebersihan diri sendiri seperti makan/mandi/gosok gigi sendiri dan biasakanlah anak untuk membereskan mainannya setiap kali ia selesai bermain. Untuk itu, berilah kesempatan pada anak untuk belajar dengan bimbingan dan contoh dari orang tua. Dorongan orang tua dan latihan untuk dapat menolong diri sendiri akan membantu anak untuk memiliki rasa percaya diri. Dengan alasan apapun, hindari menakuti anak dengan hal-hal yang dapat menyebabkan rasa ketakutan/phobia pada anak dan bantulah anak untuk mengatasi rasa takut akan hal-hal yang yang tidak seharusnya tidak perlu ditakuti. Mulailah melatih kemampuan fisik dan berfikir anak agar kemampuan fisik dan berfikir anak berkembang dengan baik sesuai dengan usia/tahap perkembangan anak.

Pada anak usia sekolah dasar dengan umur sekitar 6 – 11 tahun, pola pengasuhan anak sudah mulai dikembangkan dengan mulailah orang tua untuk memberi tugas dan kewajiban untuk melatih rasa tanggungjawab anak. Perkenalkan anak untuk mulai memilih seperti memilih jenis film di tv dengan bantuan dan bimbingan orang tua. Ajaklah anak berkreasi atau bermain yang bersifat edukatif untuk memacu daya kreativitas anak.

Pada anak usia remaja kecil dengan umur berkisar 12 – 15 tahun, pola pengasuhan yang cenderung untuk mengatur anak sebaiknya sudah mulai dikurangi dan mulailah beralihlah pada cara-cara yang lebih menghormati dan memperlakukannya sebagai salah satu subyek dalam keluarga dengan tidak berkata kasar/tidak memarahi anak secara terbuka/tidak memperlakukan anak secara otoriter. Mulailah berdialog dengan anak dan berilah kesempatan pada anak untuk berdialog dengan orangtuanya. Perkenalkan anak dengan kewajiban untuk membantu orang tua sesuai dengan kemampuan dan jenis kelaminnya seperti kewajiban untuk belajar dan membereskan kamar tidur sendiri atau membantu untuk mengerjakan pekerjaan rumah (pembagian pekerjaan rumah).

Sumber: google

Berilah bantuan/dorongan/arahan/bimbingan agar anak mau belajar secara aktif dan janganlah membandingkan hasil belajar yang telah dicapai anak dengan temannya. Anak pada usia remaja kecil ini, sudah mulai menjalin hubungan pertemanan bukan hanya teman disekolah atau sekitar rumah saja tetapi sudah mulai berteman dengan teman diluar lingkungan sekolah/rumah. Menyikapi hal tersebut, mulailah orangtua untuk juga ikut kenal dan berteman dengan teman anak sehingga akan dapat tercipta jalinan yang cukup akrab antara orangtua, anak dan teman anak namun tidak melampaui batas. Dengan demikian orang tua juga dapat menjalin komunikasi baik dengan anak maupun dengan teman anak.
Facebook CommentsShowHide

0 komentar