MENDIDIK ANAK BERAKHLAK MULIA
Fenomena kehidupan dewasa ini menunjukkan adanya gejala memudarnya perilaku akhlak mulia pada diri anak-anak dan remaja di Indonesia. Gejala ini terindikasikan dalam beberapa bentuk penampakan, seperti tawuran antar pelajar, tawuran antar mahasiswa, tawuran antar warga, pengrusakan fasilitas umum, manipulasi data, memberi atau menerima suap, korupsi, jual beli perkara, penyalahgunaan narkoba, pemerkosaan, seks bebas, aborsi, transaksi seks, perjudian, menghianati amanah, menipu, pornoaksi, pornografi, bapak menghamili anak gadisnya, anak anak yang mampu membunuh orang tuanya, ada cucu yang menganiaya neneknya, guru menodai anak muridnya, murid mengancam gurunya, preman mengganggu ketentraman lingkungan, perampok menghabisi korbannya, kebohongan terhadap publik, terorisme, penjualan anak-anak dan wanita, serta praktik-praktik penghalalan segala cara untuk meraih sesuatu, dan lain-lain.
Kejadian atau pemandangan tersebut kerap diberitahukan oleh media cetak, ditayangkan oleh media elektronik, atau bahkan terjadi di “depan mata” kita. Sungguh suatu keadaan yang sangat memilukan hati dan menyayat perasaan. Seolah-olah manusia sekarang ini telah menjadi apa yang disebut homo homini lupus.
Seorang anak manusia lahir dari rahim seorang ibu yang juga manusia atas kehendak ALLAH SWT. Oleh karena itu, sifat-sifat kodrati dan fitrah manusiai semestinya melekat pada diri setiap individu manusia. Kita tahu bahwa salah satu sifat kodrati dan fitrah manusiawi itu adalah akhlak mulia.
Apabila kita semua tidak menghendaki hal-hal buruk tersebut makin meluas dan merajalela, yang juga akan berdampak pada semakin buruknya keadaan serta merosotnya kualitas kehidupan, maka konsekuensi logisnya, kita selaku orang tua dituntut untuk mau dan mampu mendidik anak-anak kita agar menjadi anak yang berakhlak mulia, sehingga tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan buruk dan jahat.
Dapat dikatakan bahwa orang-orang yang melakukan perbuatan buruk atau jahat itu adalah mereka yang kehilangan akhlak mulianya. Dengan begitu setiap individu manusia hendaknya berjuang dengan sekuat tenaga agar selalu memiliki akhlak yang mulia dalam menjalani kehidupannya. Akhlak mulia sepatutnya dijadikan sebagai standar prilaku individual dan prilaku sosial dalam keseharian, dimana saja, kapan saja, serta dalam kondisi bagaimanapun juga. Akhlak mulia juga sepantasnya dijadikan sebagai salah satu solusi dari berbagai masalah dan kemelut kehidupan. Semoga !!
Apakah Akhlak Itu ?
Agar supaya kita dalam mendidik anak berakhlak mulia tidak salah arah dan salah kaprah, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa yang disebut dengan akhlak mulia itu. Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan, atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan Syara' (hukum Islam), disebut akhlak baik. Jika perbuatan-perbuatan yang ditimbulkan itu tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk.
Dari konsep akhlak seperti diatas, dapat kita tarik satu kesimpulan bahwa yang namanya akhlak itu melahirkan perbuatan secara spontanitas, bebas dari rekayasa dan kepentingan tertentu. Akhlak juga melahirkan perbuatan tanpa adanya tekanan atau pengaruh pihak lain. Lebih lanjut, karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru akan disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat, yakni sebagai berikut :
1. Pebuatan itu
dilakukan berulang-ulang. Kalau suatu perbuatan hanya dilakukan sesekali saja,
maka tidak dapat disebut akhlak. Misalnya, pada suatu saat orang yang jarang berderma
tiba-tiba memberikan uang kepada orang lain karena alasan tertentu. Dengan
tindakan ini, ia tidak dapat disebut murah hati atau berakhlak dermawan, karena
hal itu tidak melekat dalam jiwanya.
2. Perbuatan itu
timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti lebih dahulu, sehingga
benar-benar merupakan suatu kebiasaan. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa
atau setelah dipikirkan dan dipertimbangkan secara matang, maka hal tersebut
tidak disebut akhlak.
Dua hal yang
diuraikan di atas merupakan syarat-syarat akhlak. Jadi tanpa memenuhi kedua
syarat tersebut, sesuatu perbuatan tidak dapat disebut atau dikategorikan
sebagai akhlak. Segala perbuatan yang termasuk dalam kategori akhlak harus
dilakukan secara spontan, mudah, tanpa melalui proses berfikir, tanpa melalui
penelitian dan pertimbangan, dilakukan secara berulang-ulang dan berkesinambungan,
bebas dari rekayasa dan kepentingan, tidak melihat waktu, tempat, dan keadaan,
dan sudah menjadi sebuah kebiasaan. Karena itu, perbuatan akhlak perlu dibentuk
dan dibangun melalui proses pendidikan.
Kita semua
tentunya sepakat, meski tanpa melalui rapat, bahwa akhlak menempati posisi yang
sangat penting dan strategis dalam kehidupan umat manusia di dunia ini. Akhlak sangat
penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Akhlak juga
sangat penting dalam kehidupan berkeluarga. Akhlak sangat penting dalam
individu anak manusia. Oleh karenanya, setiap aspek dari kehidupan ini harus
diorientasikan pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang baik, akhlak yang terpuji,
atau akhlak yang mulia.
Sumber: Google |
Anda dapat
mengikuti kiat mendidik anak berakhlak mulia sebagaimana uraian berikut :
1.
Akhlak Mulia
Terhadap Tuhan Agar anak memiliki akhlak mulia terhadap Tuhan, maka sebaiknya
anak kita didik dengan tujuan-tujuan berikut :
a. Mengetahui, memahami, dan meyakini bahwa Tuhanlah
yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Tuhan pula yang
menciptakan Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tuhan juga menciptakan
makhlukmakhluk ghaib, seperti malaikat dan jin. Jadi Tuhan itu disebut Kholik
(Sang Pencipta) dan semua yang diciptakan Tuhan disebut Makhluk.
b. Percaya kepada Tuhan serta menyembah Tuhan YME
sesuai ajaran agama yang benar.
c. Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME, mampu
menjalankan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya.
d. Menjadi hamba Tuhan yang tidak mempersekutukan Tuhan
dengan sesuatu.
e. Tidak meminta pertolongan kecuali hanya kepada Tuhan
YME sesuai tuntunan agama yang benar.
f. Mengetahui, memahami, dan meyakini bahwa Tuhan
sangat mencintai hamba-Nya yang berbuat kebaikan dan membenci hamba-Nya yang
berbuat kejahatan.
g. Mengetahui, memahami, dan meyakini bahwa Tuhan akan
memberikan balasan atas setiap amal perbuatan yang dikerjakan oleh hamba-Nya
sekecil apapun itu.
h. Mengetahui, memahami, dan meyakini bahwa Tuhan
menyediakan surga bagi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa dan neraka untuk
hamba-hamba-Nya yang berdosa.
i.
Mengetahui,
memahami, dan meyakini bahwa Tuhan menciptakan kehidupan alam akhirat yang
kekal abadi selama-lamanya dan menciptakan kehidupan alam dunia ini hanya untuk
sementara waktu saja serta sebagai sarana untuk menuju kehidupan akhirat.
j.
Selalu berzikir
kepada Tuhan dan bersyukur atas segala nikmat-Nya.
k. Dapat bersikap sadar dan tawakal atas setiap cobaan
hidup yang diberikan Tuhan.
l.
Tidak
berprasangka buruk kepada Tuhan atas sesuatu keadaan atau kejadian yang tidak
menyenangkan yang menimpa dirinya.
Sumber: Google |
2.
Akhlak Mulia
Terhadap Orang Tua
Agar anak memiliki akhlak mulia terhadap orang tua,
maka sebaiknya anak kita didik dengan tujuan-tujuan berikut :
a. Berbakti kepada kedua orang tua, baik yang masih
hidup maupun yang sudah meninggal dunia.
Berbakti terhadap orang tua yang masih hidup,
seperti :
1)
Memperhatikan
dan membantu keperluan hidup orang tua,
2)
Merawat orang
tua ketika sakit,
3)
Melakukan
perbuatan yang menyenangkan hati orang tua,
4)
Dan lain-lain.
Berbakti terhadap orang tua yang telah meninggal
dunia, seperti :
1)
Memandikan,
mengkafani, menyolatkan, dan menguburkan jenazahnya sesuai syariat agama bagi
pemeluknya.
2)
Mendoakannya,
3)
Menyelesaikan
utang piutangnya,
4)
Memenuhi
wasiatnya dalam kebaikan dan kebenaran serta taat kepada Tuhan Yang Maha Esa,
5)
Menyambung tali
silaturahmi dengan keluarga dan sahabat orang tua
b. Menjaga nama baik orang tua dan keluarga.
c. Mau dan mampu memelihara serta menjalankan amanah
orang tua dengan ikhlas dan bertanggung jawab.
3.
Akhlak Mulia
Terhadap Guru
Agar anak memiliki akhlak mulia terhadap guru, maka sebaiknya
anak kita didik dengan tujuan-tujuan berikut :
a. Menghormati dan memuliakan gurunya.
b. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya
secara sadar dan bertanggung jawab.
c. Mengetahui, memahami, dan meyakini bahwa setiap guru
mengharapkan anak muridnya berhasil dalam menempuh pelajaran/pendidikan.
d. Mengetahui, memahami, dan meyakini bahwa setiap guru
akan merasa bahagia apabila anak muridnya meraih kesuksesan dalam karir dan
kehidupannya.
e. Mengetahui, memahami, dan meyakini bahwa tidak ada
guru yang menuntut balas atas jasa-jasanya.
f. Senantiasa mengingat akan jasa-jasa gurunya, dan
jika mampu membalasnya meskipun guru itu tidak pernah meminta balasan.
g. Senantiasa berdoa demi keselamatan dan kebahagiaan
hidup gurunya.
4.
Akhlak mulia
terhadap Saudara. Agar anak memiliki akhlak mulia terhadap saudara, maka
sebaiknya anak kita didik dengan tujuan-tujuan berikut.
a. Mengasihi yang muda (adik) dan menghormati yang tua
(kakak).
b. Senantiasa menjaga suasana kekeluargaan dan
kebersamaan, baik dalam keadaan susah maupun senang.
b. Tidak terjebak dalam sengketa, konflik, dan sikap
permusuhan mengenai harta warisan.
c. Selalu mau saling menolong dalam mengatasi kesulitan
yang dialami saudaranya.
5.
Akhlak Mulia
Terhadap Teman. Agar anak memiliki akhlak mulia terhadap teman, maka sebaiknya
anak kita didik dengan tujuan-tujuan berikut.
a. Menjalin dan memelihara persahabatan secara tulus
dan tidak membeda-bedakan.
b. Menyayangi teman-temannya.
c. Mau menolong teman yang sedang mengalami kesusahan.
d. Tidak melakukan suatu perbuatan yang dapat
menyinggung atau menyakiti perasaan temannya.
e. Tidak mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah
dilakukan untuk temannya.
f. Tidak meminta balas jasa atas suatu kebaikan yang
dilakukan terhadap temannya.
g. Tidak menceritakan keburukan temannya kepada orang
lain.
h. Mencegah seseorang berbuat sesuatu yang tidak baik
atau dapat merugikan temannya, baik secara langsung atau tidak langsung, baik
temannya itu mengetahui atau tidak mengetahui.
i.
Terbiasa
menjenguk temannya yang sedang menderita sakit, terlebih-lebih bila dirawat di
rumah sakit.
j.
Tidak
mengkhianati temannya.
k. Tidak melupakan kebaikan temannya kepada dirinya,
sekecil apapun kebaikan itu.
6.
Akhlak Mulia
terhadap Tetangga. Agar anak memiliki akhlak mulia terhadap tetangga, maka
sebaiknya anak kita didik dengan tujuan-tujuan berikut:
a. Menghormati dan berbuat baik terhadap tetangga.
b. Tidak berbuat sesuatu yang dapat merugikan atau
menyakiti perasaan tetangga.
c. Senantiasa mau menolong tetangga yang sedang
mengalami kesulitan atau dirundung kemalangan.
d. Mau mengamankan barang atau harta milik tetangga
dari berbagai kemungkinan buruk ketika sang tetangga tidak berada di rumah.
e. Menyapa tamu tetangga, bahkan bila mungkin
menyilakan tamu tersebut duduk di rumah kita ketika tetangga kita belum pulang.
f. Tidak menceritakan keburukan tetangga kepada pihak
lain.
g. Mau mencegah seseorang berbuat sesuatu yang tidak
baik atau merugikan tetangga, baik secara langsung atau tidak langsung, baik
tetangga itu mengetahui atau tidak mengetahuinya.
h. Tidak meminta balas jasa atas kebaikan yang telah
dilakukan untuk tetangga.
i.
Tidak ikut
campur serta mau tahu urusan internal rumah tangga tetangga.
j.
Hidup
bertetangga secara baik, penuh toleransi, menebar kasih sayang dan
persaudaraan.
7.
Akhlak mulia
dalam bentuk Perkataan Agar anak memiliki akhlak mulia dalam bentuk perkataan,
maka sebaiknya anak kita didik agar senantiasa melakukan hal-hal berikut :
a. Berkata daengan cara yang baik dan mengandung makna
yang mulia;
b. Menggunakan kata-kata yang sopan dalam berbicara;
c. Menggunakan suara yang enak didengar dan jelas dalam
berbicara.;
d. Berkata-kata untuk hal-hal yang baik, perlu, dan
berguna;
e. Menjaga ucapan/perkataan dalam pergaulan;
8.
Akhlak Mulia
Dalam Bentuk Perbuatan.
Agar anak memiliki akhlak mulia dalam bentuk perbuataan,
maka sebaiknya anak kita didik agar senantiasa melakukan hal-hal berikut :
a. Melakukan sesuatu yang bersifat memenuhi kewajiban,
memberi manfaat, memperoleh kebajikan, kesejahteraan dan keselamatan.
b. Melakukan sesuatu yang mengacu pada nilai-nilai agama,
budaya, adat istiadat dan hukum yang berlaku.
c. Meletakkan kepentingan pribadi dan pihak lain secara
proporsional, adil, dan bermartabat.
d. Melakukan perbuatan secara tertib, teratur dan
sopan.
9.
Akhlak Mulia
Dalam Bentuk Sikap
Agar anak memiliki akhlak mulia dalam bentuk
perbuataan, maka sebaiknya anak kita didik agar senantiasa melakukan hal-hal
berikut :
a.
Berpihak pada
keadilan, kebenaran, kebaikan.
b. Memiliki sikap
yang mendorong terjadinya penyelesaian masalah dengan semangat persaudaraan,
dan kerukunan.
c.
Bersikap sopan,
ramah, rendah hati.
d.
Bersikap sabar
dalam banyak hal
e.
Memiliki sikap
simpatik, empati dan tidak sombong.
10. Akhlak Mulia Dalam Bentuk Penampilan Pakaian Agar
anak memiliki akhlak mulia dalam bentuk Penampilan Pakaian, maka sebaiknya anak
kita didik agar dapat membiasakan diri dalam hal-hal berikut :
a. Mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.
b. Berpakaian secara bersahaja dan sopan.
c. Mengenakan pakaian yang tidak menimbulkan gangguan
dan masalah lingkungan.
d. Mengenakan pakaian yang tidak melanggar kesatuan
agama, nilai budaya, dan adat istiadat setempat
e. Mengenakan pakaian yang cocok dengan suasana, tempat
dan waktunya.
11. Akhlak Mulia Dalam Keluarga
Agar anak memiliki akhlak mulia dalam Keluarga, maka
sebaiknya anak kita didik dengan tujuan-tujuan berikut :
a. Senantiasa menjaga suasana keluarga yang tenang,
tentram saling mencintai.
b. Menghuni tempat tinggal yang jelas dan legal.
c. Senantiasa berusaha mempunyai nafkah dari hasil
kerja yang jelas, sah, dan halal.
d. Senantiasa dapat hidup bertetangga secara rukun,
damai, saling membantu dan menghormati.
e. Mau dan mampu menjadi unsur masyarakat yang positif,
berguna.
12. Akhlak Mulia Di Tempat Kerja
Agar anak memiliki akhlak mulia di tempat kerja,
maka sebaiknya anak kita didik agar dapat membiasakan diri dalam hal-hal
berikut :
a. Bekerja secara disiplin dan produktif.
b. Bekerja dengan rajin dan terampil.
c. Mampu bekerja sama.
d. Saling menghargai.
e. Menjaga nama baik pribadi dan tempat bekerja.
f. Mampu menahan diri sehingga tidak menimbulkan
masalah.
13. Akhlak Mulia di Tempat Umum.
Agar anak memiliki akhlak mulia di tempat umum, maka
sebaiknya anak kita didik dengan tujuan-tujuan berikut:
a. Mengetahui dan memahami bahwa senantiasa orang
mempunyai kedudukan, hak, dan tanggung jawab yang sama di tempat umum.
b. Tidak berbuat sesuatu yang dapat mengganggu
ketertiban umum dan mengancam keselamatan orang lain.
c. Tidak merusak, mengambil, atau mengotori berbagai
fasilitas yang ada di tempat umum.
d. Mengetahui dan memahami bahwa kenyamanan, keamanan,
dan keselamatan di tempat umum merupakan tanggung jawab bersama.
e. Peduli terhadap berbagai hal yang dapat mengganggu
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan di tempat umum serta berbuat sesuatu
untuk mencegahnya.
Itulah beberapa
hal yang bisa gunakan untuk membentuk kepribadian anak agar mempunyai akhlak mulia.
Semoga bermanfaat.